Rabu, 09 November 2011

Fallacy (permainan logika)

Fallacy adalah elemen didalam argumen yang mengacaukan logika berfikir sehingga mengakibatkan suatu diskusi atau perdebatan menjadi tak obyektif dan tak sah secara keseluruhan.Solusi supaya tidak terjebak dalam logika fallacy atau termakan fallacy-sensitivity adalah kejujuran,kejernihan hati, dan kebijakan dalam memahami perbedaan, sehingga bisa menerima kesimpulan-kesimpulan dari rasionalitas dan logika yang dihasilkan suatu pernyataan dengan pikiran terbuka , dengan kejernihan hati kita akan bisa menerima kebenaran dengan lapang hati bahwa seorang anak balita melempar ayahnya dengan batu adalah bukan suatu kejahatan.

Dialog ringan :
Dodol : "2 + 3 = 10"
Bedu : "Dodol , anda tidak rasional banget ...2 + 3 adalah 5 tauuu.."
- Dodol dan Bedu sama-sama salah , hasil berhitung Dodol jelas salah, pendapat bedu bahwa Dodol tidak rasional juga salah . Karena Dodol melakukan tindakan yang rasional ,yaitu berhitung, hanya saja rasionalitas dodol menghasilkan output logika yang salah.

Contoh sebuah pernyataan berikut:

Menyebarkan berita kebohongan yang merugikan orang lain adalah pelanggaran yang akan di kenai sangsi undang-undang pencemaran nama baik.
Si A membuat pernyataan di surat kabar "para pekerja buruh di Indonesia sangat buruk kelakuannya jika menyampaikan aspirasi cenderung menggunakan emosi dibanding akal sehat"
Menurut anda apa solusi terbaik mengatasi kelakuan para buruh tersebut ?
Jawab : Anda (si A) telah sembarangan menuduh tanpa bukti yang jelas, dan anda bisa dikenai undang-undang pencemaran nama baik.


Contoh pernyataan serta argumen di atas tentu saja salah, baik yang membuat pernyataan maupun yang menjawab:
- Kata "...cenderung menggunakan emosi dibanding akal sehat" adalah tidak rasional , karena menggunakan emosi bukan berarti akalnya tidak sehat , yang relevan adalah "cenderung menggunakan emosi dibanding kepala dingin" atau "cenderung menggunakan cara emosional"
- Argumen bahwa si A merupakan tidnakan pencemaran nama baik juga salah dan tidak rasional, karena obyek hukum dari UU pencemaran nama baik dalah orang / manusia sedangkan pernyataan "para pekerja buruh indonesia" bukan suatu obyek hukum.

Uraian diatas itulah yang dimaksud dengan fallacy, yaitu komponen dalam argumen atau pernyataan yang membuat logika jadi kacau balau sehingga seluruh perdebatan menjadi tidak sah. Memang menganalisa fallacy dan menemukannya dalam esai argumentasi bisa merupakan sesuatu yang sederhana dan mudah, tapi bisa juga bukan sesuatu yang mudah, tergantung obyek yang terkandung dalam diskusi. sebab fallacy sering kali bersembunyi dalam tumpukan poin-poin dalih yang mengaburkan hubungan logis dengan pernyataan yang timbul. Kadang fallacy tidak langsung terlihat pada pandangan/pengenalan pertama, dengan begitu fallacy dapat dengan mudah mengaduk-aduk serta mencuri emosi/ kelemahan intelektual audiens /khalayak/pembaca.

Yang diperlukan untuk mengerti esensi fallacy, kita harus mengerti apa arti argumentasi. Argumentasi terdiri dari satu atau dua premis dan ditutup dengan satu kesimpulan. Premis adalah pernyataan yang entah memposisikan diri di ujung A atau memposisikan diri di ujung B yang didukung oleh klaim yang tertata rapi. Sementara fallacy merupakan kesalahan dalam berlogika yang muncul pada statement klaim.

Beberapa contoh fallacy yang lain : [1]“Ada sebuah ajaran yang menyatakan makan daging babi adalah haram - Ada sebuah gambar orang yang sedang memakan daging babi, berarti gambar itu haram, atau paling tidak suatu yang buruk karena bisa mempengaruhi tidankan manusia yang melihat” [2] “Semua harimau yang kutau sangat buas dan berbahaya, jadi pasti benar jika semua harimau pasti buas dan berbahaya, sehingga harimau pasti harus tidak di dekati

1 komentar:

Anonim mengatakan...

awalnya sih gak dong gan,,tapi lama2 dong apa tu fallacy..

nice artikel gan

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =)) NB:Tulis secara manual kode di atas jika ingin menggunakan Emoticon "ONION dan KASKUS" di kotak komentar Motivasi Kehidupan

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates